Sabtu, 27 Desember 2014

Ngeblog di Sela-sela Sudah-Lama-Tidak-Ngeblog

Assalamu'alaikum :)

Akhir-akhir ini jarang banget ngeblog, apalagi buka blog. 
Mood saya sedang lebih ke arah nggambar, doodling. Bahkan ketika lagi dikejar deadline proposal skripsi dan deket-deket UAS kayak gini, justru imajinasi liar dan kreatifitas menguar dengan semena-menanya.
Saya pun lebih sering update di media sosial, kayak di Twitter dan Instagram, yang notabene lebih ringkas. Selesai nggambar, langsung upload di instagram. Mau update perjalanan skripsi, tinggal tweet sekalian buat reminder kapan terakhir nyelesaiin progress.
Jadi, biar gak kosong, dan paling enggak saya isi sekali-sekali, yaudah nih saya nulis apaan aja di post ini :p

Terima kasih sudah mengunjungi blog yang jarang saya update ini :)
 

Minggu, 18 Mei 2014

Ocehan Penulis tentang "Masa Depan 4 Tahun (atau lebih?)"

Assalamu'alaikum :)
Pertama-tama, saya mau berterima kasih sekali kepada semua yang sudah mampir ke blog saya ini. Rupanya banyak yang terdampar kesini akibat keyword tentang kuliah di farmasi. Terima kasih, semoga apa yang saya tulis bisa untuk nambah-nambah pertimbangan untuk kuliah di farmasi. Atau justru bikin tambah bingung? :p

Satu hal yang penting, jangan memilih jurusan hanya karena gengsi. Jangan hanya karena kamu dulunya pinter, kemudian kamu hanya ngejar prestige, hanya ingin dipuja karena jurusan yang kamu pilih benar-benar menggambarkan sosok kamu yang punya image pinter.
Maka pilihlah sesuai yang kamu inginkan. Kamu ingin jadi apa, maka kejarlah. Pilihlah jurusan yang mendukung cita-citamu.
Kamu bingung sama cita-citamu? Hmm.. Kamu tahu interest? Ketertarikan terhadap bidang tertentu? Passion? Datangilah, galilah. Do what you love.

Dan satu lagi, untuk memilih jurusan, mungkin sebaiknya kamu perlu sifat ini: visioner. Kamu kuliah ini gak cuma 3 tahun aja kayak dulu SMA atau SMP. Bidang yang bakal kamu pelajari juga bakalan berlanjut terus bahkan setelah kamu lulus alias kerja. Kecuali, kalau memang ternyata -siapa tahu- kamu bekerja di bidang lain (ini sih udah beda kasus :)). Intinya, kamu bakalan bergemelut terus dengan bidang itu.

Contoh: kamu nggak suka banget sama kimia tapi kamu suka biologi, dan kamu memilih farmasi karena kamu pikir farmasi itu masih deket-deket sama kedokteran. Mungkin ada baiknya kalo kamu (bener-bener) cari info tentang "sebagian kecil dari calon masa depan"-mu itu. 

Terkadang bingung, udah terlanjur nyemplung, tapi semakin lama kamu semakin menyadari bahwa bidang yang kamu tekuni itu ternyata mungkin kamu rasa kurang cocok sama kamu. Kalau melihat kasus ini, menurutku pilihannya cuma 2: pindah atau bertahan.

Pindah
Semudah itu? Ya, mungkin semudah itu. Tapi entahlah, saya sendiri belum pernah merasakan pindah kuliah. :) 
Oya, selain nggak cocok sama bidangnya, ada satu alasan lagi yang memperkuat pindahnya seorang mahasiswa ke lain jurusan: karena ingin mengejar pilihan pertama (pas daftar atau SNMPTN) atau karena lingkungan yang nggak bisa ditolerir lagi. Alasan yang terakhir itu saya kayaknya emang bener-bener sok tahu sih, hehe :p Tapi mungkin nggak sih hanya karena lingkungan aja bisa sampe pindah? Lhah gimana kalo jurusannya itu emang udah jurusan yang tepat, yang diinginkannya? Hmm.. saya rasa mahasiswa harusnya nggak secemen itu :) Gimana kalo menurut kalian?
Bagaimanapun, sebenernya saya sendiri salut sama orang-orang yang pindah ini. Mereka bisa jadi merupakan orang yang jujur sama diri sendiri. Gimana sama yang sengaja 'dipindahkan' sama kampus? Kalo ini saya tergantung kasusnya juga. Tapi walaupun begitu, pasti Allah punya rencana di balik semua perpindahan ini. :)

Bertahan
Akan ada sebuah alasan yang kuat ketika kamu memilih pilihan ini. Mungkin karena temen-temenmu yang asik, lingkungan yang emang bikin kamu nyaman, profesi yang menjanjikan, tuntutan keluarga, atau bahkan -yang memilukan- karena udah nggak tau lagi harus pindah kemana. Alasan-alasan di atas sebenernya saya himpun dari pengalaman temen-temen kampus dan bahkan saya sendiri. 
Bertahan, menurut saya, adalah sebuah pilihan yang butuh ketegaran dan keteguhan hati. Kamu bakalan bekerja keras 2x lipat untuk ini. Satu energi untuk belajar menyukai bidang ini, dan satu energi untuk belajar memahaminya. 
Tapi, usaha keras akan membuahkan hasil yang manis kan? :) Itulah mungkin yang diharapkan oleh orang-orang yang bertahan.

Kesimpulan: Pikirin baik-baik! 

###

Kemudian saya juga mau tanya (tanya ke siapa kamu Ren? -_-): Adakah yang penasaran di mana artikel Mata Kuliah Fakultas Farmasi Universitas Airlangga semester 2, 3, 4, 5, 6, dan seterusnya?

Dan di artikel inilah saya mau bikin semacam press conference (halah..). 
Ada kalanya rencana dan realita tidak bisa berjalan beriringan. Ada konsistensi, kemauan, dan mungkin hal lain yang menghalangi..

Rencana di awal semesteran: "Aku harus sering-sering merhatiin pas kuliah biar ntar pas ngereview buat blog jadi gampang!"
Realita di akhir semesteran: "Kok jadi lupa semua ya semester ini udah belajar apa aja.. -__-"

Namun, ada kalanya ketika kamu udah siap dengan semuanya, dengan apa yang harus kamu tulis, lengkap dengan dokumentasinya segala, tiba-tiba semuanya hilang. Sungguh, aku baru sadar ternyata sebuah mesin juga bisa berperan mematikan mood menulismu. Draft udah separo jadi, lalu harddisk laptop rusak. Nggak bisa kebaca. Data-data yang penting dan nggak penting hilang. 

:|

Intinya, saya minta maaf buat yang mungkin nyari-nyari tentang mata kuliah semester-semester berikutnya disini. Sangat disayangkan banget nggak di-update. Mengulang menulis dari awal dengan kata-kata yang sama ternyata nggak gampang. Mengingat dan mereview sekian banyak mata kuliah dari sekian semester juga nggak semudah maen game The Sims. Saya bakalan menghargai banget kalo ada di antara mahasiswa farmasi sekalian yang mau membuat artikel tentang review mata kuliah farmasi di kampus kalian, ditulis di blog, untuk adek-adek yang lagi galau jurusan supaya paling enggak ada gambaran farmasi itu belajarnya apa aja. :)

Oya, saya minta maaf juga buat yang komen tapi belum saya balas. Buat yang udah keterima di farmasi di universitas manapun, saya cuma mau bilang: "Selamat datang! Semangat terus ya sampai akhir! Be a true pharmacist! :D"

Rabu, 12 Februari 2014

About Hatsune Miku Hijab Version

Februari 2013 lalu, alhamdulillah aku berhasil menyelesaikan artwork-ku. Salah satu artwork yang tak kuduga ternyata berimbas cukup kontroversial. 

Hatsune Miku Hijab Version

Artwork ini diselesaikan dalam waktu sekitar kalo gak salah 1 minggu lebih. Ini dikarenakan molor, prokastinasi, artist's block (biasanya karena mumet warna), dan emang gak pas itu ngerjainnya gak full day. Artwork ini dikerjakan dengan Bamboo pen tablet, software PaintTool SAI, serta sedikit Adobe Photoshop CS5 untuk editing dan nambah teks. Kemudian aku upload di akun deviantart-ku. Saat itu alhamdulillah cukup banyak apresiasinya. Apresiasi positif.

Selang beberapa bulan, seseorang mengirimiku Notes (semacam message kalo di facebook atau direct message di twitter) ke akunku terkait dengan karyaku itu. Atas nama MikuStar.com --sebuah website yang berhubungan dengan Hatsune Miku-- orang itu minta ijin karyaku untuk dijadikan featured art di web tersebut. 

O.O 

Aku cuma bisa kaget waktu itu. Singkat cerita, artwork "Hatsune Miku Hijab Version" menjadi featured art di web tersebut di bulan November.

Daaannn.. kukira cuma sampe disitu aja. Fanpage MikuStar di facebook ternyata juga menguploadnya. Cukup banyak pro kontra juga disana. Hal ini ternyata (lagi lagi ternyata) berimbas ke fanpage Vocaloid di facebook. Mereka share juga, dan banyak pro kontra juga.

Bersyukur sekaligus kaget juga. Wow. Rasanya speechless. Gak pernah menyangka akan berimbas secara "internasional mengglobal" kayak gini. Oke, ini lebay. Tapi sekian tahun aku hidup dan sekian banyak aku menggambar, gak pernah rasanya kayak gini. Entah aku gatau ini rasa apa ya?

Jadi, sebenernya apa alasanku bikin artwork Hatsune Miku Hijab Version ini? Apakah aku pengen bikin cosplay kayak gitu? 

Sebelum bikin artwork ini, kalo ga salah dulu aku udah tau kalo udah ada cosplayer Hatsune Miku berhijab. Iseng-iseng aku nyoba bikin Hatsune Miku berhijab dengan desain agak beda. Dengan cara sedikit modifikasi, menurutku. Gimana kalo jilbabnya adalah gabungan dari elemen rambut Miku dan bagian depan bajunya? Pinggiran jilbab depan dibuat mirip kerah kemejanya. Kemudian dikasi dasinya. Sedikit bocoran buat yang beneran yang mau bikin ini untuk cosplay (I really appreciate it): dasinya itu mungkin bisa dijahit dulu di jilbabnya sebelum diikat. Atau justru gak perlu bocoran ya? -__- (maaf saya bukan spesialis cosplay soalnya..).

Menurutku, baju dan roknya juga cukup wearable lah. Maksudnya kalo kalian mau pake untuk ke kampus atau jalan-jalan mah saya rasa gak terlalu keliatan kalo itu sebenernya kostum untuk cosplay (tergantung kainnya juga sih mungkin).

Oya, ngomong-ngomong tentang cosplay Hatsune Miku berhijab, baru-baru ini saya baru tau ternyata kalo nge-cosplay-in ini akan jadi kontroversial. Salah seorang temenku tanya ke sebuah komunitas cosplay, dan begitulah kata member yang lain. Saya sendiri belum pernah liat dengan mata kepala sendiri cosplay kontroversial itu bakalan gimana. Apakah di festival ato kompetisi bakalan dikomentarin, ataukah gak ada yang minta foto, saya gatau.. 

Tapi, entah bagaimana dan entah kenapa, aku berterima kasih sekali. Dan minta maaf.

Next project, kayaknya saya belum kapok utak-atik karakter dengan hijab, jadi rencananya mau bikin artwork lagi yang semacam itu. Vocaloid lagi mungkin? :)  

Sabtu, 08 Februari 2014

Apa Yang Kulihat Mungkin Berbeda Dengan Apa Yang Kamu Lihat

Assalamualaikum :D


Ngerti gak maksud dari gambar di atas?
So, that's what I see when I wear my glasses (left picture) and when I don't (right picture). Well, sebenernya yang gambar kanan itu nggak plek ketiplek kayak gitu. Kurang lebihnya lah.

Bulan sabit menjadi banyak, berkumpul menjadi bulat. Awal kali pertama menyadari ini, aku kira malam itu ada bulan purnama. Tapi bentuk buletnya itu lho aneh. Ada bentuk-bentuk sabit di dalamnya. Kemudian aku menyipitkan mata. Bulan sabit yang banyak tadi kemudian menyatu ke tengah, seolah melebur jadi sebuah bulan sabit seperti apa yang orang dengan penglihatan normal lihat, namun tetap tak lepas dari keburaman. Begitu juga dengan bintang. Yang aslinya hanya setitik cahaya putih, jadi lebih besar karena buram dan tumpukan titik kecil tadi.

Dulu waktu minus-ku di bawah 4, aku sendiri nggak mengamati secara detail tentang apa yang kulihat tanpa kacamata. Dan mungkin di minus lebih dari 4, apa yang kulihat tanpa kacamata akan berbeda lagi. Nggak usah jauh-jauh juga, mungkin apa yang orang minus 4 saja tanpa silinder (dibandingkan dengan silinderku yang 0.75) lihat berbeda dengan yang aku lihat ini.

Ini yang kulihat tanpa kacamata, gimana dengan dengan kalian? :)